Pasang Iklan Pojok Sulsel

Abdul Rahim: Pemimpin KKSS Harus Jadi Simbol Persatuan dan Pelestari Budaya

oplus_0

Pojoksulsel.com, Makassar – Musyawarah Besar (Mubes) XII Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) dan Pertemuan Saudagar Bugis-Makassar (PSBM) XXV yang digelar di Kota Makassar menjadi momentum penting dalam mempererat tali silaturahmi warga Sulawesi Selatan di perantauan. Salah satu delegasi yang turut menyukseskan kegiatan akbar ini adalah Badan Pengurus Daerah (BPD) KKSS Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

Ketua BPD KKSS Kabupaten Konawe, H. Abdul Rahim, menyampaikan bahwa kehadirannya bersama rombongan merupakan bentuk dukungan penuh terhadap agenda tahunan dan lima tahunan KKSS. Ia menegaskan bahwa PSBM merupakan agenda rutin tahunan, sementara Mubes digelar setiap lima tahun sekali. Oleh karena itu, kegiatan tahun ini memiliki makna yang sangat spesial karena kedua agenda besar tersebut digelar secara bersamaan di tanah kelahiran—Makassar.

“Biasanya kegiatan seperti ini digelar di berbagai daerah di luar Sulawesi Selatan. Tapi kali ini sangat istimewa karena dilangsungkan di kota Makassar. Ini memberikan kesempatan kepada warga Sulsel untuk menyaksikan langsung dinamika organisasi yang menaungi mereka,” ungkap Rahim saat ditemui di Hotel Sheraton, Jalan Andi Djemma, Makassar, Kamis (10/4/2025).

Ia berharap hasil Mubes ini akan melahirkan sosok pemimpin yang mampu membesarkan dan mempersatukan KKSS, baik di tingkat nasional maupun internasional. Menurutnya, KKSS bukan sekadar organisasi kedaerahan, tetapi merupakan wadah kemasyarakatan yang memiliki peran strategis dalam menjaga jati diri, budaya, dan keharmonisan antar anggota di perantauan.

“Pemimpin yang terpilih nanti diharapkan mampu menjadi simbol persatuan, serta memperkuat jaringan etnis Bugis-Makassar di seluruh Indonesia bahkan di luar negeri. Tujuan utamanya adalah menjaga dan memperkenalkan budaya kita di mana pun kita berada,” tambahnya.

Ia pun mengutip falsafah Bugis-Makassar Sirui menre’ tessirui no, mali siparappe’ rebba sipatokkong, malilu sipakainge. Filosofi ini menegaskan pentingnya nilai-nilai gotong royong, saling mengingatkan, serta  menguatkan satu sama lain dalam menghadapi tantangan hidup di perantauan.

“Falsafah itu sangat relevan dengan kondisi kita sebagai perantau. Di negeri orang, kita harus saling membantu dan menjaga kekompakan. Di KKSS, meskipun latar belakang ekonomi dan profesi kita berbeda-beda, ( pada lao teppada upe ) namun semangat untuk saling mendukung tetap terjaga,” jelasnya.

Dari Provinsi Sulawesi Tenggara sendiri, lanjut Rahim, hadir sekitar 17 BPD di bawah koordinasi BPW KKSS Sultra. Mereka datang dengan semangat penuh untuk ikut menyukseskan Mubes XII dan PSBM XXV ini.

“100 persen pemilik suara dari Sultra hadir dalam acara ini. Ini menunjukkan semangat tinggi dan komitmen besar kami terhadap keberlangsungan organisasi,” tegasnya.

Di akhir pernyataannya, Rahim juga menekankan pentingnya peran KKSS dalam menjalin sinergi dengan pemerintah daerah setempat ( dimana bumi di pijak di situ langit di junjung ) Menurutnya, anggota KKSS di perantauan harus mampu menjadi jembatan antara budaya leluhur dengan pembangunan daerah, tanpa melupakan akar budaya dan identitas yang melekat sebagai anak Sulawesi Selatan. (And)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tutup
Pasang Iklan Pojok Sulsel