Bitcoin Pecahkan Rekor Tembus Rp1,93 Miliar Redup Setelah Data Inflasi AS Tekan Harga
POJOKSULSEL.com – Bitcoin kembali mencetak sejarah dengan menembus rekor harga tertinggi sepanjang masa di level 124.480 dolar AS atau sekitar Rp1,93 miliar per koin pada Kamis, 14 Agustus 2025.
Mengutip Financial Times, lonjakan ini merupakan kelanjutan dari reli musim panas yang dipicu oleh aksi beli masif perusahaan-perusahaan besar di seluruh dunia. Rekor tersebut melampaui pencapaian pada Juli 2025 lalu, saat Bitcoin berada di 123.153 dolar AS atau sekitar Rp1,91 miliar.
Kali ini, pendorong utama kenaikan datang dari maraknya pembelian institusional serta kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang membuka akses investasi kripto di pasar pensiun.
Namun, euforia itu tak bertahan lama. Pada sore hari waktu AS di tanggal yang sama, harga Bitcoin anjlok sekitar 4 persen dari puncaknya, ke kisaran 118.000 dolar AS atau sekitar Rp1,83 miliar. Penurunan ini dipicu data yang menunjukkan kenaikan harga grosir di AS melebihi perkiraan, yang turut menekan pasar saham.
“Bagi pelaku pasar, Bitcoin kini bukan sekadar aset digital. Ia telah menjadi barometer keberanian investor dalam mengambil risiko,” tulis Financial Times.
Andrew Pease, Kepala Investasi Asia-Pasifik Russell Investments, menjelaskan bahwa dorongan kuat Bitcoin kali ini terkait kebijakan Trump yang memerintahkan lembaga pemerintah AS mengizinkan pasar pensiun senilai 9 triliun dolar AS atau sekitar Rp139,5 kuadriliun berinvestasi pada aset alternatif, termasuk kripto. “Kebijakan ini membuka jalan bagi lonjakan investasi institusional ke sektor tersebut,” ujarnya.
Sejak awal 2025, harga Bitcoin tercatat sudah naik 26 persen. Fenomena ini membuat banyak perusahaan publik di berbagai negara berlomba membeli Bitcoin, baik sebagai strategi investasi maupun cara mendongkrak harga saham.
Tren tersebut memunculkan istilah bitcoin treasury companies, yakni perusahaan yang secara khusus mengakumulasi Bitcoin menggunakan dana hasil penerbitan saham atau utang. Data Coinkite yang dikutip Financial Times menunjukkan, hingga saat ini terdapat 165 perusahaan publik di seluruh dunia yang memegang Bitcoin di neraca perdagangan mereka.
