Puluhan Warga Luka Akibat Gempa Poso, Gereja Elim Rusak Parah Disapu Guncangan
POJOKSULSEL.com – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,0 mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada Minggu 17 Agustus 2025.
Getaran kuat yang berlangsung sekitar 15 detik itu menimbulkan kepanikan warga sekaligus meninggalkan kerusakan serius pada sejumlah fasilitas, termasuk rumah ibadah.
Salah satu bangunan yang terdampak adalah Gereja Jemaat Elim di Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir.
Gereja tersebut mengalami kerusakan akibat guncangan keras, sehingga menjadi perhatian khusus karena selama ini berfungsi sebagai pusat kegiatan ibadah masyarakat setempat.
Kerusakan itu menambah beban psikologis warga yang kini tengah menghadapi situasi darurat pascagempa.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Poso melaporkan, selain kerusakan fasilitas ibadah, terdapat sedikitnya 29 warga yang mengalami luka-luka.
Dari jumlah itu, 13 orang harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Poso. Dua di antaranya berada dalam kondisi kritis sehingga memerlukan penanganan intensif.
Sementara enam orang lainnya mendapatkan perawatan di Puskesmas Tokorondo, sedangkan korban lain hanya mengalami luka ringan dan sudah kembali ke rumah masing-masing.
“Gempa dirasakan sangat kuat selama kurang lebih 15 detik. Warga berhamburan keluar rumah, dan beberapa di antaranya terluka saat berusaha menyelamatkan diri,” demikian keterangan resmi BPBD Poso.
Hingga sore hari, aparat gabungan bersama BPBD masih terus melakukan pendataan terhadap jumlah korban, pengungsi, dan kerusakan bangunan.
Belasan rumah warga di sejumlah titik juga dilaporkan mengalami retakan pada dinding maupun kerusakan atap.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, langsung menginstruksikan tim untuk bergerak cepat memberikan bantuan.
Ia menekankan pentingnya langkah cepat mengingat lokasi terdampak membutuhkan penanganan segera.
“Analisa betul kondisi di sana. Kita segera masuk ke sana,” tegasnya.
Menurut laporan sementara, kebutuhan mendesak warga saat ini meliputi tenda darurat, logistik makanan, serta obat-obatan.
Petugas medis yang diturunkan juga terus melakukan pemeriksaan terhadap korban luka untuk memastikan tidak ada kondisi yang terabaikan.
Selain itu, aparat keamanan dari TNI dan Polri turut membantu pengamanan lokasi serta memfasilitasi distribusi bantuan.
Sejumlah titik pengungsian sementara mulai didirikan untuk menampung warga yang rumahnya terdampak kerusakan berat.
Meski kondisi listrik dan jaringan komunikasi sempat terganggu, sebagian besar sudah kembali berfungsi.
Hal ini memudahkan koordinasi antara pemerintah daerah, BPBD, dan BNPB dalam mengatur distribusi bantuan dan evakuasi.
BMKG mencatat gempa berkekuatan 6,0 SR itu berpusat di darat dengan kedalaman 10 kilometer. Guncangan terasa cukup kuat di Poso dan sekitarnya, namun tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Meski demikian, otoritas terkait meminta masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan karena potensi gempa susulan masih mungkin terjadi.
BNPB juga mengimbau warga untuk hanya mengikuti informasi resmi dari BMKG, BPBD, maupun BNPB agar tidak terjebak oleh berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Situasi darurat di Poso kini menjadi fokus perhatian pemerintah pusat dan daerah.
Upaya pemulihan awal difokuskan pada penyelamatan korban, penanganan medis, dan penyediaan kebutuhan pokok bagi warga terdampak.
Sementara itu, tim teknis akan segera menilai tingkat kerusakan infrastruktur untuk menentukan langkah rekonstruksi ke depan. (*)





