Tragedi Tanah Longsor di Toraja Utara: Dua Nyawa Melayang, Kerugian Capai Rp 3 Miliar
Tragedi Tanah Longsor di Toraja Utara: Dua Nyawa Melayang, Kerugian Capai Rp 3 Miliar
Sulseltimes.com, Toraja Utara — Bencana tanah longsor mengguncang Lembang Sarambu, Kecamatan Buntu Pepasan, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, pada Kamis dini hari (23/1/2025).
Kejadian tragis ini merenggut nyawa pasangan suami istri, Tappang (77) dan Luku (70), serta menyebabkan dua warga lainnya mengalami luka-luka.
Longsor yang terjadi akibat hujan deras selama beberapa hari terakhir juga menghancurkan beberapa rumah, tongkonan (rumah adat Toraja), dan lumbung padi. Kerugian material diperkirakan mencapai Rp 3 miliar.
Menurut Kepala Basarnas Toraja, Maickel Marth Femy, tanah longsor berasal dari bukit yang runtuh akibat intensitas hujan tinggi.
Saat longsor melanda, pasangan Tappang dan Luku sedang tertidur di rumah mereka.
“Korban ditemukan tertimbun material longsor. Rumah mereka rusak parah, dan proses evakuasi dilakukan dengan menggunakan alat berat,” ujar Maickel.
Selain korban meninggal dunia, dua warga lainnya, yaitu Agustina Arrang (83) atau yang akrab disapa Nek Salpa, dan cucunya, Rosmawati Misi’ (28), terluka akibat longsor yang membawa rumah mereka hingga ke pinggir sungai.
Kedua korban luka ini segera mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Ta’ba’ Parandangan.
Bencana ini mengakibatkan kerusakan yang cukup besar, termasuk tiga tongkonan, tiga rumah, dan enam lumbung padi (alang).
Selain itu, dua kerbau dan dua babi milik warga ditemukan mati tertimbun material longsor.
Kerugian ekonomi dari bencana ini diperkirakan mencapai Rp 3 miliar.
Warga bersama tim gabungan yang terdiri dari BPBD, Basarnas, dan aparat setempat, bergotong-royong membantu upaya evakuasi dan pembersihan material longsor.
Cuaca mendung yang masih menyelimuti wilayah tersebut meningkatkan kekhawatiran akan potensi longsor susulan.
Maickel menyatakan bahwa pihaknya terus memantau situasi dan memberikan imbauan kepada warga untuk tetap waspada.
“Kami terus memantau situasi dan memberikan imbauan kepada warga untuk waspada,” tegas Maickel. Tim gabungan juga masih berada di lokasi untuk memastikan tidak ada korban lain yang tertimbun.
Warga Lembang Sarambu yang berduka atas kehilangan ini menerima bantuan dari Pemerintah Kabupaten Toraja Utara, yang telah menyalurkan logistik dan menyediakan tempat pengungsian bagi warga terdampak.
Kepala Desa Lembang Sarambu menyampaikan bahwa pemerintah desa akan terus mendukung keluarga korban.
“Kami akan terus mendukung keluarga korban dan memastikan bantuan segera disalurkan untuk meringankan beban mereka,” ujar Kepala Desa.
Selain bantuan darurat, pemerintah berencana melakukan upaya rekonstruksi infrastruktur yang rusak akibat longsor. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan wilayah tersebut.
Tanah longsor di Toraja Utara menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana, terutama di wilayah pegunungan yang rawan longsor.
Edukasi tentang mitigasi risiko bencana dan sistem peringatan dini menjadi sangat penting untuk mencegah jatuhnya korban lebih banyak di masa depan.
Dengan sinergi antara warga, pemerintah, dan tim penyelamat, diharapkan masyarakat Lembang Sarambu dapat segera pulih dari bencana ini dan melanjutkan kehidupan mereka dengan lebih aman.
