Dinsos Pangkep Sebut Sudah Ada 81 Calon Siswa Sekolah Rakyat, Seleksi dari DTSEN

Pangkep, PojokSulsel.com – Dinas Sosial Kabupaten Pangkep menegaskan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) menjadi acuan utama dalam seleksi calon siswa Sekolah Rakyat. Program ini digagas pemerintah pusat untuk menekan angka putus sekolah, khususnya bagi anak dari keluarga miskin.

Kepala Dinas Sosial Pangkep, Asykur Abu Bakar, menjelaskan data DTSEN membagi warga dalam sepuluh desil berdasarkan kondisi sosial ekonomi. Desil 1 hingga 5 diprioritaskan sebagai penerima bantuan sosial, termasuk calon siswa Sekolah Rakyat.

“Kalau di desil 1 itu masyarakat miskin ekstrem, artinya dia hidup atas bantuan orang lain, tidak punya penghasilan sama sekali. Di desil 2 juga masih sangat rentan. Sementara desil 3 sampai 5 masuk kategori miskin, mereka punya penghasilan tapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan,” kata Asykur saat ditemui Rabu (10/9/2025).

Ia menambahkan, calon siswa Sekolah Rakyat di Pangkep sebagian besar diambil dari desil 1 hingga 2. Mereka adalah anak-anak yang benar-benar hidup dalam keterbatasan.

“Petunjuk teknis dari pusat jelas, yang masuk harus desil 1 dan 2. Namun di lapangan, ada juga yang di desil 3, karena kondisi riilnya memang masih miskin,” ujarnya.

Sekolah Rakyat yang dirintis di Pangkep telah menyiapkan empat kelas dengan kapasitas seratus siswa, terdiri dari SD dan SMP. Seluruh kebutuhan siswa, mulai sarapan pagi, makan siang, makan malam, hingga asrama ditanggung penuh oleh Kementerian Sosial.

“Sarana dan prasarana sudah selesai direnovasi, mulai dari asrama putra dan putri, ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, hingga rumah guru. Semua sudah 100 persen siap. Tinggal melengkapi tenaga keamanan, tukang masak, dan tenaga administrasi,” kata Asykur.

Hingga awal September, Dinsos mencatat 81 calon siswa yang telah masuk dalam seleksi. Pemerintah menargetkan 100 siswa bisa terpenuhi sesuai kuota.

“Kami turun langsung bersama BPS, pendamping PKH, dan camat untuk verifikasi. Ada anak yang di data masuk desil 8, tapi setelah dicek ke lapangan ternyata sangat miskin. Itu kemudian kita konfirmasi ke pusat agar bisa (desil) diturunkan,” jelasnya.

Asykur menegaskan, keberadaan DTSEN sangat membantu pemerintah dalam memastikan program tepat sasaran.

“Dengan data tunggal, kita lebih mudah menentukan siapa yang benar-benar berhak. Program Sekolah Rakyat ini khusus untuk anak dari keluarga miskin, supaya mereka bisa melanjutkan pendidikan dengan layak,” tegasnya.

Menurut dia, Sekolah Rakyat di Pangkep menjadi langkah awal sebelum pembangunan sekolah permanen di Bara Batu dengan lahan seluas lima hektar. Kementerian Sosial sudah menyiapkan master plan yang akan menjadikan sekolah tersebut sebagai model nasional dengan fasilitas lengkap.

Pasang Iklan Pojok Sulsel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup